Siswa
SMK Perlu Diberikan Pelatihan Manajemen Karir Jika Tidak Ingin Banyak yang
Menganggur
Oleh: Wiyanto
Certified Trainer Oleh BNSP
Dosen Tetap Prodi Manajemen Universitas Pamulang
Sekaligus Sebagai Kepala Program Pemasaran SMK YPUI Parung-Bogor
Globalisasi yang ditandai dengan
semakin berkembang pesatnya IPTEK,
serta Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang merupakan sebuah
integrasi ekonomi ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas antar negara ASEAN
menjadi suatu keniscahyaan. Perubahan dari masyarakat informasi menjadi era
pengetahuan juga berlangsung sangat cepat, powerfull dan nyata. Oleh
karena itu, Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu berfikir taktis dan strategis
serta impelemntatif yakni SDM yang unggul dan kompetitif sangat diperlukan agar
mampu bersaing.
Karir adalah semua pekerjaan
atau jabatan yang diemban atau ditangani atau dipegang seseorang selama
kehidupan kerja seseorang (Hani Handoko, 2000:123). Karir juga dapat dikatakan
sebagai rangkaian sikap dan perilaku yang berkaitan dengan pengalaman dan
aktivitas kerja selama rentang waktu kehidupan seseorang dan aktifitas kerja
yang terus berkelanjutan (Gibson, 1995:305). Dengan demikian secara sederhana
dapat kita pahami bahwa karir merupakan suatu status atau jejang pekerjaan atau
jabatan seseorang sebagai sumber untuk mendapatkan nafkah maupun ibadah sebagai
pekerjaan utama maupun pekerjaan sampingan.
______________
Peta Jalan Karir adalah sebuah peta yang akan
memandu pencapaian karir kita yang
menunjukkan kepada kita darimana kita mulai, kemana yang akan kita tuju, apa
yang harus diperhatikan sepanjang perjalanan mencapai karir, serta apa yang
perlu kita lakukan ketika karir tersebut tercapai.
-Wiyanto-
__________
Pengembangan karir dapat
dilakukan oleh individu terkait karirnya maupun dilakukan oleh organisasi
(Samsudin, 2006:127). Secara individu setiap jiwa harus siap mengembangkan diri
dalam rangka meniti jenjang karirnya. Oleh karena itu, pemilihan karir lebih memerlukan
persiapan perencanaan yang matang daripada sekedar mendapatkan pekerjaan yang
sifatnya sesaat. Proses pilihan karir dapat terjadi sepanjang hidup manusia
sesuai dengan kehendaknya (from the birth
into the deadth). Kehendak manusialah yang dominan dalam menentukan pilihan
karir. Artinya suatu ketika dimungkinkan seorang individu yang berkarir akan
berubah pikiran untuk memilik karir yang lain. Faktor peluang dan kesempatan
memegang peranan yang sangat fital. Meskipun pilihan karir ada yang didasarkan
bakat, minat, nilai yang diyakini atau karena gajih. Tetapi, apabila pilihan
karir yang diinginkan peluangnya tertutup akan berdampak pada karir yang
dicita-citakan akan sulit terwujud.
Secara teoritis pengembangan
karir dapat dibagi mejadi lima fase yang dikenal dengan Career Life Cycle yakni; (1) fase pengembangan (Growth) yaitu pada masa kecil sampai dengan usia 15 Tahun dimana
pada fase ini anak mulai mengembangkan bakat, minat, potensi, yang akhirnya
dipadukan dalam self-concept structure; (2) fase eksplorasi (exploration) yakni antara umur 16 Tahun
hingga 24 Tahun dimana fase ini ditandai dengan individu mulai memikirkan
beberapa alternatif pekerjaan tetapi masih sering berubah-ubah pikiran atau
belum mengambil keputusan yang mengikat; (3) fase pemantapan (establishment) yakni anatara usia 25
Tahun sampai dengan 44 Tahun dimana pada fase ini individu sudah memilih karir
tertentu dan mendapatkan berbagai pengalaman positif maupun negatif dari
profesi yang digelutinya; (4) fase pembinaan (maintenance) yakni antara usia 44 Tahun sampai dengan 65 Tahun,
dimana individu sudah mantap dalam menjalankan profesi yang digelutinya serta
memeliharanya agar sampai masa tua; (5) fase kemunduran (decline) yakni masa pensiun dari pekerjaan, dalam fase ini
individu membebaskan diri dari kerja formal.
Perlu dipahami secara seksama
bahwa untuk mencari lowongan kerja sesuai dengan rencana karir tidak semudah
membalikkan telapak tangan. Baik yang ingin berkarir di perusahaan swasta,
BUMN, maupun di institusi pemerintahan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) seperti yang
diberitakan oleh Liputan6.com pada tanggal 6 November 2017 menunjukkan dari
jumlah angkatan kerja 128,06 juta orang, sebanyak 121,02 juta pekerja dan
pengangguran di Indonesia perAgustus 2017 mencapai 7,04 juta orang, bertambah 10
ribu orang dibandingkan realisasi 7,03 juta orang pada Agustus 2016. Sedangkan
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 5.50 persen.
Dari angka 5,50 persen PTP
tersebut dapat diketahui pengangguran pertingkat (jenjang pendidikan) adalah
sebagai berikut:
No
|
Jenjang Lulusan
|
Presentase Jumlah Pengangguran
|
Jumlah pekerja
|
1
|
SD
|
2,62%
|
42,13%
|
2
|
SMP
|
-
|
17,95%
|
3
|
SMK
|
11,41 %
|
10,40%
|
4
|
SMA
|
8,29 %
|
17,46%
|
5
|
Diploma I/II/III
|
6,88%
|
2,71%
|
6
|
Universitas (Sarjana)
|
5,18 %
|
9,35%
|
Sumber: Keterangan Kepala BPS di Kantornya, Jakarta,
Senin (6/11/2017) seperti yang diberitakan oleh liputan6.com.
Berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa jumlah
pengangguran terbesar ada pada lulusan SMK.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan
pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari
Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTS) atau bentuk lain yang
sederajad (Kejar Paket B) atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui
sama/setara dengan SMP/MTS. Setelah lulus SMK siswa diharapkan dapat (1)
Menjadi SDM yang siap untuk bekerja; (2) Melanjutkan pendidikan ke jenjang
berikutnya yakni Diploma atau Sarjana; dan (3) Menjadi wirausaha yang pada
akhirnya tidak mencari pekerjaan, tetapi menciptakan lapangan kerja.
Issu yang
dihadapi saat ini adalah motivasi siswa dalam mengembangkan diri atau karir
kurang bahkan tidak tahu arah akan kemana usai lulus SMK.
Selain itu,
kondisi yang ada saat ini adalah (1) mulai merasuknya budaya instan dan pragmatis yang lebih dominan
mewarnai perilaku siswa (Ingin hidup berhasil tetapi hanya ingin mudahya saja)
tidak mau susah atau berusaha; (2) minat melanjutkan sekolah ke jenjang lebih
tinggi masih rendah; (3) semangat menjadi interpreneur masih kurang; (4) mindset yang ada di benak siswa adalah
bekerja. Karena siswa menganggap bekerjalah salah satu tujuan utama usai lulus
SMK, dan (5) pengetahuan tentang dunia kerja masih rendah.
Oleh
karena itu, terbangunya mindset, perilaku dan sikap siswa menjadi lebih baik benar dan terarah sangat
dibutuhkan, yakni mampu merencanakan karir untuk masa depan. Ketika lulus SMK
ia harus mampu menentukan pilihan dengan tepat untuk memutuskan melanjutkan
kuliah ke jenjang yang lebih tinggi, berwirausaha atau bekerja. Karena memilih
atau menentukan karir yang akan digeluti adalah bukan keputusan yang sepele
atau main-main. Bahkan memilih karir itu tidak semudah kita membeli barang yang
ingin kita beli di pasar atau swalayan. memilih karir merupakan salah satu
keputusan yang penting di dalam hidup seseorang. Sehingga konsep yang benar,
ketelitian, kecermatan, dan konsistenan menjadi elemen yang penting dan
memiliki pengaruh dalam proses pemilihan karir.
Berdasarkan kondisi tersebut, perlu dicanangkan ”Pelatihan Manajemen Karir: Membangun The Road Map Career Sejak Dibangku Sekolah”
Daftar Pustaka
Fiki
Ariyanti, 2017. Lulusan SMK Jadi Pengangguran Paling Banyak di RI. Liputan6.com
(diakses pada 16 Maret 2018 Pukul 09.15 WIB)
Gibson,dkk.
1995. Proses Proses Struktur Perilaku Organisasi. Jakarta. Erlangga.
Handoko,
T. Hani. 2000. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta. BPFE.
Samsudin,
S. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung. CV. Pustaka Setia.
Komentar
Posting Komentar