Langsung ke konten utama

FILSAFAT MANAJEMEN




FILSAFAT MANAJEMEN

Pengertian Filsafat Manajemen
Filsafat Manajemen adalah bagian yang paling penting dari pengetahuan dan kepercayaan yang memberikan dasar yang luas untuk menetapkan pemecahan permasalahan manajerial. Filsafat manajemen memberikan dasar bagi pekerjaan seorang manajer.
Seorang manajer memerlukan kepercayaan dan nilai pokok untuk memberi petunjuk yang sesuai dan dapat dipercaya guna menyelesaikan pekerjaan.
Filsafat manajemen juga memberikan desain sehingga seorang manajer dapat mulai berpikir. Filsafat manajemen sangat berguna karena dapat dimanfaatkan untuk memperoleh bantuan dan pengikut.

Filsafat Manajemen memberikan pemikiran dan tindakan yang menguntungkan dalam manajemen dan membantu kepada sifatnya yang dinamis dan memberi tantangan.
Filsafat manajemen mengandung dasar pandangan hidup yang merefleksikan keberadaan, identitas, dan implikasinya guna mewujudkan efisiensi dan efektivitas dalam pekerjaan manajemen. Untuk merealisasikan tujuan dibutuhkan beberapa faktor pendukung sehingga menjadikan kombinasi yang terpadu antara kepentingan individu atau umum.
Faktor-Faktor Dasar Filsafat Manajemen
Davis dan Filley dalam Ukas (1978) menyebutkan 9 faktor filsafat manajemen, yaitu:
  1. Kepentingan Umum
  2. Tujuan Usaha
  3. Pimpinan Pelaksana
  4. Kebijakan
  5. Fungsi
  6. Faktor Dasar
  7. Struktur Organisasi
  8. Prosedur
  9. Moral Kerja

Moh Arif Widiarto. 2013. Filsafat Manajemen. http://teorimanajemenmutakhir.blogspot.co.id/2013/08/filsafat-manajemen.htm (diakses jum’at 7 April 2017 Pukul 09.30 WIB)

FILSAFAT MANAJEMEN


Secara etimologi filsafat berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas philein dan spohia. Philein artinya  cinta dan spohia berarti kebijakan. Filsafat berarti cinta kebijakan. Filsafat juga berarti hasrat, kemauan, atau keinginan yang sungguh- sungguh akan kebenaran sejati.
Jadi  , pengertian filsafat secara umum sebagai ilmu pengetahuan yang mengkaji hakikat segala sesuatu untuk meperoleh kebenaran. Ilmu pengetahuan tentang hakikat menanyakan apa hakikat/sari/inti/esensial segala sesuatu.
           
Moekijat mengemukakan bahwa filsafat adalah suatu sistem pemikiran yang menjelaskan gejala tertentu dan memeberikan serangkaian prinsip untuk memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan pencapaian suatu tujuan tertentu (Moekijat 1980 : 318).

Singkatnya suatu filsafat adalah suatu cara hidup. Filsafat memiliki:
1.      Tujuan tertentu,
2.      Beberapa nilai yang berhubungan dengan pencapaian tujuan, dan
3.      Keyakinan pada pihak para penganut bahwa nilai dan tujuan akhir bernilai untuk dikejar.

Filsafat adalah petunjuk utama yag menggarisbawahi semua tindakan dari seorang manajer. Filsafat manajemen adalah bagian terpenting dari pengetahuan dan kepercayaan yang memberikan dasar  yang luas untuk menetapkan pemecaha masalah manajerial.  Filsafat manajemen memberikan dasar bagi pekerjaan seorang manajer. Filsafat manajemen juga memberikan desain sehingga seorang manajer dapat mulai berpikir. Filsafat manajemen memberikan pemikiran dan tindakan yang menguntungkan dalam manajemen dan membantu kepada sifatnya yang dinamis dan memberikan  tantangan.
Dalam filsafat majemen, terkandung dasar pandangan hidup yang mencerminkan keberadaan, identitas, dan implikasinya guna mewujudkan efisiensi dan efektivitas dalam pekerjaan manajemen. Untuk merealisasikan tujuan, diperlukan beberapa faktor penunjang sehingga merupakan kombinasi terpadu, baik menyangkut individu maupun kepentingan umum.
Menurut Davis dan Filley dalam Ukas ( 1978) terdapat faktor- faktor dasar dalam filsafat manajemen yang diperlukan dan memiliki hubungan saling ketergantungan   satu sama lain dalam mencapai tujuan. Faktor – faktor  dasar tertentu meliputi hal- hal berikut .
1.      Kepentingan umum
Hal ini dimaksudkan bahwa dalam penyelenggaraan suatu organisasi harus terlihat adanya cermina deskripsi berbagai kepentingan, baik kepentingan pemilik, manajer, para bawahan, maupun kepentingan masyarakat lingkungannya.

2.      Tujuan usaha
Tujuan usaha adalah perwujudan aktivitas yang spesifik dari organisasi, baik organisasi yang bertujuan  mencari laba maupun organisasi yang tidak bertujuan mencari laba. Tujuan usaha pada umumnya dapat dikategorikan dalam tiga bentuk, yaitu tujuan utama, tujuan kedua, tujuan tambahan.

3.      Pimpinan pelaksana
Pimpinan pelaksana adalah individu yang memberikan kepercayaan untuk memimpin suatu usaha dengan menggunakan otoritas yang telah diberikan kepadanya.
4.      Kebijakan
Kebijakan adalah pernyataan atau ketentuan umum yang menuntun atau menyalurkan pemikiran menjadi pengambilan keputusan oleh bawahan, serta memberikan  arah kemana organiasi tersebut akan dikemudikan.

5.      Fungsi
Fungsi adalah aktifitas yang berhubungan denga tujuan yang akan dicapai. Setiap organisasi sebagaimana halnya individu pasti memiliki tujuan yang akan dicapai.

6.      Faktor dasar
Faktor dasar memiliki faktor-faktor produksi asli atau turunan, baik berupa alam, tenaga, modal, serta pendukungnya yang merupakan elemen yang harus ada dalam penyelenggaraan organisasi.
7.      Struktur organisasi
Struktur organisasi  adalah saluran yang menunjukan hubungan kerja antara manajer dan bawahan dalam melaksanakan pekerjaan yang disertai dengan otoritas dan tanggung jawab serta kesanggupan untuk tanggung gugat/ mempertanggung-jawabkan (accountability).

8.      Prosedur
Prosedur adalah tahapan tindakan yang harus ditempuh untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu. 

9.      Moral kerja
Moral kerja adalah kondisi mental dari individu atau kelompok yang menentukan sikap bawahan dalam menerima pekerjaan dan pengoperasikannya dengan sebaik-baiknya sesui dengan tujuan akhir .

Anonym.2014. filsafat manajemen. http://utamiwijayanti12.blogspot.co.id/2014/10/filsafat-manajemen.html (diakses jum’at 7 April 2017 Pukul 09.35 WIB)


PENGERTIAN MANAJEMEN SEBAGAI ILMU, SENI DAN PROFESI

 

Kata manajemen berasal dari bahasa prancis kuno management”, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Manajemen sering diartikan sebagai proses merencana, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan upaya organisasi dengan aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.
Manajemen juga diartikan sebagai suatu kolektivitas manusia yaitu merupakan suatu kumpulan dari orang-orang yang bekerja sama untuk mencapi suatu tujuan bersama.
Banyak perbedaan pandangan terhadap status manajemen. Ada sekelompok orang yang memandang hanya sebagai seni. Bukan sesuatu yang dibuat melainkan dilahirkan, sehingga manajemen sebagai seni merupakan bakat seseorang sejak dilahirkan. Dilain pihak, ada sekelompok orang yang berpendapat bahwa manajemen sebagai ilmu, sehingga seseorang dapat menjadi manajer/pemimpin yang baik setelah memperoleh pendidikan manajemen.
1.      Manajemen Sebagai Ilmu
Manajemen mempunyai peranan penting dalam kehidupan, karena manajemen salah satu untuk membentuk seseorang menjadi lebih baik, dan manajemen juga untuk memberikan pengawasan, pengetahuan, serta pengorganisasian, baik untuk atasan, bawahan didalam organisasi, maupun untuk pribadinya masing - masing dalam kehidupan sehari – hari.
Manajemen juga di artikan sebagai ilmu karena manajemen sangat dibutuhkan untuk bekal kita ketika kita menjadi seorang pemimpin kelak. baik pemimpin perusahaan, oraganisasi dan sebagainya. jadi manajemen sebagai ilmu adalah manajemen sebagai pengetahuan atau cara untuk membekali diri kita menjadi seorang pemimpin.
Di samping alasan di atas, manajemen termasuk sebagai ilmu karena memenuhi syarat-syarat sebagai ilmu yaitu:
a)    Tersusun secara Sistematis dan Teratur
Tersusun secara sistematis dan teratur, manajemen memiliki serangkaian tahap kegiatan fungsi secara berkaitan mulai dari menentukan sasaran sampai berakhirnya sasaran atau tercapainya tujuan. Dalam hal ini, beberapa pakar mengklasifikasikan dengan berlainan pendapat, namun pada hakikatnya meliputi: perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.

b)    Objektif Rasional sehinga dapat Dipelajari
Mengenai objek manajemen, yaitu: apa yang menjadi sasaran atau kajian penyelidikan manajemen. Sebagai objek adalah “manusia” itu sendiri. Tetapi bukan manusia pada umumnya melainkan manusia dalam usaha kerja sama. Sebagai usaha kerja sama itu tidak bisa dengan dirinya sendiri akan tetapi melalui orang lain. Jadi objek manajemen adalah manusia dalam hal ini cara memanfaatkan orang-orang untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan di sini adalah tujuan yang hendak dicapainya sesuai dengan bidang kegiatannya, sepertinya: bidang keuangan, bidang pema-saran, bidang perkantoran, bidang akuntansi dan semacamnya.

c)     Menggunakan Metode Ilmiah
Seperti halnya dengan bidang lain yang menggunakan metode deduksi dan induksi. Melakukan metode deduksi yaitu metode yang bersifat rasional bersumber dari rasio atau akal pikiran. Melakukan penyelidikan dengan bertitik tolak pada pengetahuan umum untuk sampai kepada pengetahuan khusus yang baru.

Pengetahuan umum ini bisa berupa konsep atau teori mengenai sesuatu. Di dalam manjemen sesungguhnya perencanaan, motivasi adalah suatu teori umum, sedangkan pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan merupakan teori khusus.

Dari teori umum (perencanaan dan motivasi) inilah manajemen bertitik tolak melaksanakan kegiatan secara sistematis, efektif dan efisien menurut teori-teori khusus sebagai pedoman. Cara menggunakan orang sesungguhnya bertumpu pada perencanaan dan teori-teori motivasi dan sebagainya.

Sedangkan metode induktif yaitu bersifat empirik, bersumber dari pengalaman konkrit. Melakukan penyelidikan dengan bertitik tolak dari pengetahuan khusus untuk sampai pada pengetahuan umum. Di dalam manajemen sesungguhnya pengalaman praktis dalam pengorganisasian, penggerakan, pengawasan dan lain-lain sebenarnya merupakan in-puit dalam membuat perencanaan yang bersifat umum.

d)    Mempunyai prinsip-prinsip tertentu
Pendapat Fayol yang mengemukakan 14 prinsip organisasi yang sekarang ini telah menjadi prinsip manajemen merupakan sumbangan yang cukup besar melahirkan mana-jemen sebagai suatu ilmu pengetahuan.

e)    Dapat Dijadikan suatu Teori
Di sini teori manajemen tidak diragukan lagi karena sudah dipelajari dan dikembangkan melalui lembaga pendidikan dan pelatihan dengan manajemen merupakan salah satu mata pelajaran yang dicantumkan dalam kurikulum bahkan terdapat jurusan yang disebut dengan jurusan “manajemen”.

2. Manajemen sebagai Seni
Menurut Mary Parker Follet (stoner, 1986) manajemen sebagai seni untuk melakasanakan pekerjaan malalui orang-orang (The art of getting things done through people). Manajemen sebagai suatu seni, di sini memandang bahwa di dalam mencapai suatu tujuan di perlukan kerja sama dengan orang lain, nah bagaimana cara memerintahkan pada orang lain agar bekerja sama. Pada hakikatnya kegiatan manusia pada umumnya adalah managing (mengatur) dan untuk mengatur disini diperlukan suatu seni, bagaimana orang lain memerlukan pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, manajemen di pandang sebagai seni oleh Follet karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain menjalankan dalam tugas.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen mencakup keduanya, baik sebagai ilmu maupun sebagai seni. Berarti juga, supaya seseorang dapat menjadi manajer atau pemimpin yang baik, di samping harus memiliki pengetahuan tentang ilmu manajemen, juga harus memiliki seni manajemen.


3. Manajemen sebagai Profesi
Pada uraian terdahulu telah dijelaskan bahwa manajemen selain merupakan suatu seni, juga sekaligus merupakan suatu ilmu, tetapi apakah ia juga merupakan suatu profesi?
Edgar H schein dalam bukunya yang berjudul “organization socialization and the profession of management” menguraikan karakteristik atau kiteria sesuatu bisa dijadikan suatu profesi yaitu :
a.       Para professional membuat keputusan atas dasar prinsip-prinsip umum yang berlaku dalam situasi dan lingkungan. Hal ini banyak ditunjang dengan banyaknya pendidikan-pendidikan yang tujuannya mendidik siswanya menjadi seorang professional. Misalnya akademi pendidikan profesi manajemen, kursus-kursus dan program-program latihan dan lain sebagainya.
b.      Para Professional memperoleh status dengan cara mencapai suatu standar prestasi kerja tertentu, ini tidak didasarkan pada keturunan, favoritas, suku bangsa, agama, dan kriteria-kriteria lainnya.
c.       Para professional harus ditentukan oleh suatu kode etik yang kuat.

Jadi profesi adalah suatu pekerjaan yang menuntut persyaratan tertentu. Jadi, berikut adalah alasan manajemen mempunyai sifat profesi:
Pertama, sudah dijelaskan bahwa manajemen adalah suatu ilmu yang sudah tidak diragukan lagi karena sudah dipelajari, dikembangkan melalui lembaga pendidikan dan pelatihan untuk memperoleh pengetahuan khusus yang dibutuhkan dan kecakapan untuk mempergunakan kemampuan manajer yang kompeten.
Kedua, pengetahuan khusus dan kecakapan yang dibutuhkan, manajemen dipakai untuk “memerintah, membimbing dan menasehati lainnya” meskipun dapat dilakukan oleh kebanyakan manjer dan para ahli teori manajemen tidak dapat diterapkan secara utuh pada semua situasi, pedoman-pedoman tertentu memiliki tingkat reabilitas yang cukup tinggi. Misalnya pedoman sederhana mengenai tingkah laku yang berbunyi “pujilah didepan umum dan keritiklah secara pribadi”, umumnya sangat berhasil, walaupun kadang-kadang tidak demikian halnya.
Ketiga, manajemen berarti memajukan tiap pekerjaan sedemikian sehingga ia berhasil mencapai kedudukan tertinggi untuk kecakapannya bukan karena favoritisme atau faktor lain yang sama sekali tidak berkaitan dengan jabatan yang dipangkunya.

Anonym.2016. Pengertian manajemen sebagai ilmu, seni dan profesi. http://www.startkampus.net/2016/04/pengertian-manajemen-sebagai-ilmu-seni.html (diakses jum’at 7 April 2017 Pukul 09.37 WIB)


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOAL DAN JAWABAN LATIHAN SOAL PERTEMUAN 12

bapak/Ibu berikut jawaban latihan soal pertemuan ke-12. Mohon dibaca dan dicermati  terimakasih. Latihan soal 1: PILIHAN GANDA Yang tidak merupakan pertimbangan langsung bila mempertimbangkan keputusan untuk terjun ke dunia internasional adalah... a.     Permintaan internasional b.     Nilai tukar c.     Iklim bisnis luarnegeri d.     Kemudahan modifikasi produk e.     Ketersediaan pengetahuan dan keahlian Silahkan saudara jawab disertai dengan alasanya! Jawab: (B) nilai tukar. Ketika memutuskan untuk “go internasional atau tidak, perusahaan harus mempertimbangkan banyak hal.

Manajemen Waktu

Pengertian Manajemen Waktu  Manajemen waktu adalah perencanaan, proses atau tindakan yang telah ditentukan secara sadar untuk melakukan suatu kegiatan dalam kurun waktu tertentu dengan menggunakan sumber daya secara efektif, efisien dan produktif. Manajemen Waktu merupakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan produktivitas terhadap waktu. Berikut definisi dan pengertian manajemen waktu dari beberapa sumber buku: Menurut Atkinson (1994), manajemen waktu adalah suatu jenis keterampilan yang berkaitan dengan segala bentuk upaya dan tindakan seseorang yang dilakukan secara terencana agar individu dapat memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya. Menurut Haynes (1994), manajemen waktu adalah suatu proses pribadi dengan memanfaatkan analisis dan perencanaan dalam menggunakan waktu untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi.  Menurut Forsyth (2009), manajemen waktu adalah cara bagaimana membuat waktu menjadi terkendali sehingga menjamin terciptanya