Langsung ke konten utama

KONSEPSI PENGETAHUAN



KONSEPSI PENGETAHUAN
Oleh: Wiyanto, S.Pd.,M.M.


PENDAHULUAN
Pengetahuan berasal dari kata dasar ”tahu” yang mendapat tambahan pe-an sehingga menjadi pengetahuan (Suyahmo, 2008:2).
Pengetahuan merupakan bentuk dasar dari capital. Pengetahuan merupakan informasi yang telah memiliki nilai dan kegunaan sekaligus menjadi dasar bagi seseorang untuk bertindak, dengan membuat individu atau organisasi mampu dari yang lain atau lebih efektif dalam bertindak. Pengetahuan yang dimiliki seseorang dapat berbentuk faktual, konseptual, prosedural atau metakognitif yang dapat diperoleh melalui pengalaman indrawi seseorang dari berbagai sumber. Baik dari diri sendiri maupun dari yang lain melalui aktifitas mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan secara dinamis tergantung bagaimana seseorang atau organisasi melihatnya (Wiyanto, 2016:1).
Pengetahuan yang dimiliki manusia itu bisa berupa pengetahuan biasa, pengetahuan sehari-hari. Pengetahuan sehari-hari itu dapat mengandung dua kemungkinan yaitu:
1.      Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia itu dapat dibuktikan, diuji secara empirik dan rasional.
2.      Pengetahuan yang dimiliki manusia yang tidak membutuhkan pembuktian, pengujian secara empirik rasional, tetapi sudah dianggap atau sudah diakui oleh banyak orang sehingga seolah-olah dianggap suatu kebenaran, tetapi jika dikaji secara empirik sebenarnya tidak benar atau keliru.
Contoh:
Matahari itu terbit dari sisi timur. Padahal matahari tidak terbit tetapi, matahari juga beredar sesuai garis edarnya, sedangkan yang bergerak mengelilingi matahari adalah bumi. Dari dua pengetahuan itu, yang sejalan dengan kebenaran logika, kebenaran rasional adalah pengetahuan ”pertama” yaitu yang bisa dibuktikan secara empirik indrawi, dan hal itu disebut pengetahuan ilmiah.

TIGA KRITERIA KEBENARAN
Ada beberapa teori yang dapat dijadikan acuan untuk menentukan apakah pengetahuan itu benar atau salah, yaitu: (1) teori korespondensi; (2) teori koherensi; dan (3) teori pragmatis (Maman Rachman, dkk: 2006:69).
Teori kebenaran korespondensi (correspondence theory), kebanaran adalah persesuaian antara fakta dan situasi nyata.  Sesuatu itu dikatakan benar manakalah ada kesesuaian antara pernyataan yang ada dalam pikiran dengan situasi lingkunganya (realis).
Contoh:
Indonesia beribukota di Jakarta. Pendapat saya ini benar bukan karena bersesuaian dengan pendapat orang lain sebelumnya, atau karena diterimanya oleh banyak orang, melainkan karena bersesuaian dengan kenyataan sebenarnya.
Menurut Sadullah (dalam Maman Rachman, 2006:70) cara seperti ini merupakan ciri ilmuan yang selalu mengecek atau mengontrol pikiran-pikiranya dengan data-data atau penemuan-penemuan.
Teori koherensi (coherence theory) menyatakan bahwa kebenaran bukan karena bersesuaian antara pikiran dengan kenyataan, merupakan kesesuaian secara harmonis antara pendapat/pikiran kita dengan pengetahuan kita yang telah kita miliki (idealis).
Bersesuaian menurut teori ini adalah terdapat konsistensi (ketetapan, sehingga teori ini disebut juga teori konsistensi) yang merupakan ciri logis hubungan antara pikiran yang telah kita miliki satu sama lain. Kalau kita menerima pengetahuan baru karena pengetahuan baru tersebut bersesuaian dengan pengetahuan kita yang lama, atau kalau kita melepaskan pengetahuan lama itu karena pengetahuan baru tersebut lebih bertautan secara harmonis dengan keseluruhan pengalaman dan pengetahuan kita.
Teori pragmatism (pragmatism theory)menurut Schiller dalam maman Rachman, 2006: 71) bahwa kebenaran merupakan suatu bentuk nilai, artinya apabila kita menyatakan benar terhadap sesuatu, karena kita memberikan penilaian terhadapnya. Istilah benar adalah sesuatu yang berguna, sedangkan salah adalah sesuatu yang tidak berguna. Menurut teori ini sesuatu dikatkan benar memiliki fungsional dalam kehidupan praktis atau tidak.

JENIS-JENIS PENGETAHUAN
Manusia berusaha mencari pengetahuan dan kebenaran yang dapat diperolehnya dengan melalui bebeapa sumber:
a.       Pengetahuan wahyu (revealed knowledge)
b.       Pengetahuan intuitif (intuitive knowledge)
c.       Pengetahuan rasional (rational knowledge)
d.      Pengetahuan empiris (empirical knowledge)
e.       Pengetahuan otoritas (outhoritative knowledge) (maman Rachman, 2006: 75-79).

DIMENSI PENGETAHUAN
Kata dimensi digunakan untuk menunjukkan sudut pandang terhadap sesuatu, dari sudut pandang apa kita mengkaji ilmu pengetahuan.
Dimensi keilmuan diartikan sebagai pilihan kita bagaimana memandang, melihat atau mengkaji ilmu pengetahuan. Misalnya apakah kita akan melihat ilmu pengetahuan dari sudut pandang:
1.      Substansinya atau apanya (ontologis)
2.      Cara memperoleh, mengembangkan dan menggunakanya (epistemologis)
3.      Kita akan melihat manfaat dan nilainya (aksiologis)
Pembedaan tersebut hanyalah sebagai perbedaan kehendak, karena ketiga sudut pandang itu pada praktek berpikirnya tidak terpisahkan.

DAFTAR PUSTAKA
Maman Rachman, dkk. 2006. Filsafat Ilmu. Edisi Revisi 2006. Semarang: UPT Penerbitan dan Percetakan UNNES PRESS
Suyahmo. 2008. Logika. Buku Ajar/Paparan Kuliah Nomor Kontrak:1135/H37.1.3/2008. Jurusan Politik dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang
Wiyanto. 2016. Analisis Penerapan Manajemen Pengetahuan dan Pengetahuan Berbasis Strategi untuk Menciptakan Keunggulan Bersaing Berkelanjutan (Studi Kasus Pada SMK YPUI Parung). Tesis. Program Magister Manajemen Pasca Sarjana Universitas Pamulang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FILSAFAT MANAJEMEN

FILSAFAT MANAJEMEN Pengertian Filsafat Manajemen Filsafat Manajemen adalah bagian yang paling penting dari pengetahuan dan kepercayaan yang memberikan dasar yang luas untuk menetapkan pemecahan permasalahan manajerial. Filsafat manajemen memberikan dasar bagi pekerjaan seorang manajer. Seorang manajer memerlukan kepercayaan dan nilai pokok untuk memberi petunjuk yang sesuai dan dapat dipercaya guna menyelesaikan pekerjaan. Filsafat manajemen juga memberikan desain sehingga seorang manajer dapat mulai berpikir. Filsafat manajemen sangat berguna karena dapat dimanfaatkan untuk memperoleh bantuan dan pengikut.

SOAL DAN JAWABAN LATIHAN SOAL PERTEMUAN 12

bapak/Ibu berikut jawaban latihan soal pertemuan ke-12. Mohon dibaca dan dicermati  terimakasih. Latihan soal 1: PILIHAN GANDA Yang tidak merupakan pertimbangan langsung bila mempertimbangkan keputusan untuk terjun ke dunia internasional adalah... a.     Permintaan internasional b.     Nilai tukar c.     Iklim bisnis luarnegeri d.     Kemudahan modifikasi produk e.     Ketersediaan pengetahuan dan keahlian Silahkan saudara jawab disertai dengan alasanya! Jawab: (B) nilai tukar. Ketika memutuskan untuk “go internasional atau tidak, perusahaan harus mempertimbangkan banyak hal.

Manajemen Waktu

Pengertian Manajemen Waktu  Manajemen waktu adalah perencanaan, proses atau tindakan yang telah ditentukan secara sadar untuk melakukan suatu kegiatan dalam kurun waktu tertentu dengan menggunakan sumber daya secara efektif, efisien dan produktif. Manajemen Waktu merupakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan produktivitas terhadap waktu. Berikut definisi dan pengertian manajemen waktu dari beberapa sumber buku: Menurut Atkinson (1994), manajemen waktu adalah suatu jenis keterampilan yang berkaitan dengan segala bentuk upaya dan tindakan seseorang yang dilakukan secara terencana agar individu dapat memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya. Menurut Haynes (1994), manajemen waktu adalah suatu proses pribadi dengan memanfaatkan analisis dan perencanaan dalam menggunakan waktu untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi.  Menurut Forsyth (2009), manajemen waktu adalah cara bagaimana membuat waktu menjadi terkendali sehingga menjamin terciptanya