Langsung ke konten utama

Pengertian Latar Belakang, Cara Membuat dan Contoh Lengkapnya

 Sedang mengerjakan skripsi dan dibagian penulisan latar belakang mengalami kesulitan menuliskannya? Atau mungkin Anda masih bingung apa yang dimaksud dengan latar belakang? Nah, Buat Anda yang masih dilema dan belum yakin tentang latar belakang dan cara membuatnya, mari kita simak pembahasannya sebagai berikut. 



Pengertian Latar Belakang 

Latar belakang adalah halaman yang ditulis oleh penyusun (baik penyusun buku atau laporan karya ilmiah) yang secara garis besar memberikan pemahaman kepada pembaca terkait tujuan dan keinginan penulis. Penulisan latar belakang yang baik, ditulis sejelas mungkin dan sesuai dengan fakta. 

Dalam perspektif lain, latar belakang masalah adalah sebagai dasar utama bagi penulis memberikan pemahaman kepada pembaca. Latar belakang ditulis sebagai upaya memberikan garis besar apa yang akan dibahas di dalam inti karya tersebut.

Cara Membuat Latar Belakang 

Terutama bagi penulis pemula, banyak yang merasa bingung bagaimana sih membuat latar belakang, dan apa saja yang harus dipersiapkan.

Sebelum masuk ke cara membuat latar belakang, Ada beberapa poin yang tidak kalah penting nih. Yaitu mengetahui isi latar belakang secara garis besar. Penulisan latar belakang ditulis berdasarkan alasan rasional dan esensial. Maksudnya latar belakang ditulis berdasarkan data dan fakta yang ditemukan. 

Latar belakang memuat gejala-gejala yang ada di lapangan. Dimana gejala tersebut muncul dari permasalahan yang nantinya akan diuraikan dan akan ditemukan solusinya. Bisa juga isi latar belakang mengacu pada krisis ideologi sosial, politik, ekonomi, budaya dan masih banyak lagi yang sebenarnya bisa diangkat di dalam latar belakang. 

Kembali fokus ke cara membuat latar belakang. Buat Anda yang siap menuliskan latar belakang. Ada beberapa cara sebagai berikut. 

  • Cara yang pertama, latar belakang ditulis dalam kondisi ideal. Idealnya, latar belakang dalam bentuk visi dan misi yang diinginkan oleh penulis atau peneliti. Tentu saja dari visi misi yang berbobot bisa menggetarkan calon pembaca. Anda bisa menuliskan dibagian latar belakang dengan menuliskan tujuan dan hal yang ingin disampaikan oleh penulis.
  • Latar belakang ditulis berdasarkan permasalahan yang terupdate hari ini. Dengan kata lain, latar belakang yang baik ditulis secara factual. Secara teknis, latar belakang mengangkat keresahan dan permasalahan yang terjadi. Permasalahan yang diangkat inilah yang menjadi alasan kenapa Anda menulis atau meneliti tema tersebut. 
  • Setelah menemukan akar permasalahan dan sumber masalahnya, langkah selanjutnya adalah mencari solusi. Jadi dibagian latar belakang selain menuliskan akar pemasalahan, juga menulis secara siingkat solusi. Solusi inilah yang akan dijadikan sebagai modal menindaklanjuti ke pokok pembahasan. 
  • Ada pula sebagian yang menuliskan latar belakang dengan melakukan perbandingan dengan penelitian atau tema yang pernah diangkat sebelum-sebelumnya. 

Itulah cara umum membuat latar belakang. Memang untuk bisa menuliskan latar belakang. Tetap dibutuhkan niat dan kemauan. Dua hal inilah poin paling penting. 

Contoh latar belakang

Penulisan latar belakang sebenarnya tidak banyak aturan. Penulisan latar belakang tidak sedetail ketika menuliskan bagian pembahasan. Jadi buat Anda yang masih bingung dan belum yakin terkait penulisan latar belakang, berikut ada beberapa contoh penulisan latar belakang. Siapa tahu dari contoh di bawah memberikan gambaran dan sedikit pemahaman pembuatan latar belakang. 

1. Contoh Latar Belakang Karya Ilmiah 

Latar Belakang

Secara umum sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat secara keseluruhan, yakni hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, baik formal maupun material, baik statis maupun dinamis. Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Sosiologi merupakan ilmu umum artinya sosiologi mempelajari gejala umum yang ada pada setiap interaksi manusia, bukan mempelajari ilmu dengan gejala khusus. Maka dari itu sosiologi mencakup segala aspek dalam kehidupan manusia, karena manusia adalah makhluk sosial yang hidup bermasyarakat dan selalu melakukan interaksi dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam penelitian ini peneliti melihat dari sudut pandang sosiologi pendidikan.

Menurut Dr. Ellwood, “sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang proses belajar dan mempelajari antara orang yang satu dengan orang yang lain”1

Manusia dalam kehidupannya selalu mengalami proses belajar dan mempelajari sesuatu. Di dalam proses tersebut setiap orang mempelajari orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka dari itu sosiologi pendidikan tidak lepas dari hubungan antara individu sebagai aktor yang mempelajari lingkungan sosialnya.

Dalam studi sosiologi pendidikan yang memadai mencakup pengertian individu dan lingkungan sosialnya, dimana individu dan lingkungan sosialnya tadi tidaklah berdiri sendiri-sendiri, tetapi terjalinlah hubungan timbal balik antara keduanya. Tingkah laku individu dari semenjak lahir sampai meninggal dunia adalah terus-menerus dikondisikan oleh kebudayaan masyarakat, maka sosiologi pendidikan tidak hanya bersasaran khusus kepada lembaga-lembaga atau medan pendidikan yang formal seperti sekolah tetapi harus meliputi juga lembaga-lembaga yang lain misalnya keluarga, kelompok permainan, lembaga-lembaga agama dan media-media lain.

Sasaran utama di dalam sosiologi pendidikan adalah peserta didik dan lingkungan sosialnya. Lingkungan sosial tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam proses belajar. Tidak hanya itu sosiologi pendidikan juga bersasaran pada lembaga-lembaga, baik lembaga formal seperti sekolah atau lembaga non formal seperti keluarga dan lain-lain.

Sosiologi pendidikan lebih mengutamakan pembahasan pendidikan karakter dari sisi sosialisasi peserta didik sebagai individu (self) dalam hubungannya dengan masyarakat (society), termasuk nilai-nilai bersama yang dibangun dalam hubungan itu. 

Ahli-ahli pendidikan mengatakan bahwa sosiologi pendidikan tidak hanya berhubungan dengan tujuan-tujuan pendidikan, kurikulum, metode dan pengukuran, tetapi juga berhubungan dengan sekolah dan seluruh masyarakat. Salah satu lingkungan sosial dari pada individu si anak ini berhubungan dengan sikap orang tuanya, berhubungan dengan keluarga perbedaan bahasa dan cita-cita. Misalnya orang tua mengingankan agar anaknya melebihi dari pada orang tuanya.

Terdapat beberapa tujuan sosiologi pendidikan, salah satunya yaitu sosiologi pendidikan sebagai analisis proses sosialisasi. Di antara para ahli sosiologi pendidikan ada yang beranggapan bahwa seluruh proses sosiologi anak-anak merupakan pusat perhatian bidang studi ini. Mereka ini mengutamakan proses bagaimana kelompok-kelompok sosial mempengaruhi kelakuan individu.

Pendidikan sudah dimulai semenjak seorang individu pertama kali berinteraksi dengan lingkungan eksternal di luar dirinya, yakni keluarga. Keluarga mempunyai fungsi utama dalam pembentukan pribadi seseorang, keluarga memiliki fungsi pengantar pada masyarakat besar. Sebagai penghubung pribadi dengan struktur sosial yang lebih besar

Keluarga sebagai pengantar pada masyarakat besar berperan untuk mempersiapkan anak agar siap hidup di lingkungan sosial bermasyarakat. Untuk itu setiap keluarga perlu memberikan pendidikan baik pendidikan formal melalui sekolah maupun pendidikan agama.

Keluarga sebagai salah satu dari tri pusat pendidikan bertugas membentuk kebiasaankebiasaan (habit formations) yang positif sebagai fondasi yang kuat dalam pendidikan informal. Dengan pembiasaan tersebut anak-anak akan menngikuti/menyesuaikan diri bersama keteladanan orang tuanya. Orang tua yang tidak otoriter, akan dapat mentoleransi kemauan anak-anaknya. Dengan demikian akan terjadi sosialisasi yang positif dalam keluarga/rumah.

Keluarga sebagai salah satu pusat pendidikan maka keluarga bertugas dalam membentuk karakter yang baik bagi anak. Lingkungan keluarga yang baik maka akan membentuk karakter anak yang baik pula, namun keluarga yang buruk maka akan membentuk karakter yang buruk pula. Orang tua yang berprofesi sebagai pencuri maka tidak menuntut kemungkinan anak tersebut akan menjadi pencuri, karena anak akan melihat segala sesuatu yang dilakukan oleh orang tua. Sedangkan orang tua yang jujur dan peduli dengan pendidikan maka akan mengajarkan kejujuran serta peduli terhadap pendidikan bagi anak.

Di dalam dunia pendidikan peran orang tua sangat penting untuk mendukung minat belajar dan sekolah setiap anak. Karena orang tua adalah agen sosialisasi pertama dan paling penting bagi seorang anak. Dan keluargalah sudah barang tentu yang pertamatama pula menjadi tempat untuk mengadakan sosialisasi kehidupan anak-anak. Ibu, ayah dan saudara-saudaranya serta keluarga-keluarga yang lain adalah orang-orang yang pertama dimana anak-anak mengadakan kontak dan yang pertama dimana anakanak itu sebagaimana dia hidup dengan orang lain.

Orang tua memiliki peran sebagai orang yang membimbing dan mendidik anak ketika dia berada dirumah. Ketika berada disekolah anak akan dididik oleh guru. Ketika berada disekolah anak akan diajari dan dimotivasi bagaimana mendapat nilai bagus. Sedangkan ketika berada di rumah maka orang tua

selain mendidik dan membimbing mereka juga harus memotivasi anak agar tetap semangat untuk sekolah. Pendidikan karakter akan terbentuk didalam sebuah keluarga, cara mendidik orang tua akan berpengaruh kepada pola hidup dan cara berfikir anak.

Secara umum factor yang mempengaruhi kurangnya minat untuk bersekolah adalah karena masalah ekonomi keluarga yang kurang mampu. Namun disini peneliti bukan menekankan pada segi ekonomi keluarga, namun dari segi pendidikan, pengetahuan dan pengalaman orang tua tentang pendidikan dan sekolah, serta dorongan dari orang tua untuk mendukung anaknya untuk terus sekolah. Penelitian dilakukan di desa Ngingasrembyong karena jika diilihat dari segi pendidikan masyarakat desa Ngigasrembyong pada tahun 2015 yang tecatat sebagai sarjana ada 60 orang dari 3765 penduduk.

Ini membuktikan bahwa masyarakat kurang berminat untuk sekolah khususnya pada tingkat perguruan tinggi. Maka dari sini perlu dilakukan penelitian terkait tentang peran orang tua dalam memberikan motivasi sekolah pada remaja.


2. Contoh Latar Belakang Acara Kampung 

Latar Belakang

Desa merupakan suatu wilayah yang ditempati sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat yang didalamnya terdapat kesatuan hukum yang memiliki organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat dan tidak berhak menyelenggarakan rumah tangga sendiri.

Desa Sidoharjo adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo. Desa Sidoharjo terletak di sebelah timur Kabupaten Ponorogo. Dengan luas lahan 2334 km dan mempunyai jumlah penduduk 382 jiwa.

Informasi tentang desa merupakan hal yang penting untuk memberikan informasi kepada masyarakat. Bagi masyarakat, biasanya informasi mengenai desa didapatkan pada saat ada kegiatan desa. Namun walaupun telah mengikuti kegiatan tersebut tetapi masih banyak masyarakat yang belum mengetahui secara detail mengenai desanya sendiri.

Masyarakat banyak yang kesulitan dalam mengetahui informasi tentang program serta prosedur layanan yang ada didesa. Ini disebabkan karena kurangnya sosialisasi yang diadakan oleh desa terutama bagi masyarakat yang pekerjaannya petani. Informasi yang tersusun dengan rapi dan baik akan mempermudah masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai desa.

Desa Sidoharjo memiliki jaringan wifi yang bisa digunakan untuk mendukung kinerja desa. Dengan adanya jaringan desa ini dapat dijadikan sebagai media informasi bagi Desa Sidoharjo. Maka dari itu penulis membuat sistem informasi desa sebagai media sarana untuk memudahkan masyarakat dalam mengetahui layanan serta informasi desa.

Permasalahan diatas dapat diselesaikan dengan adanya sebuah aplikasi dimana aplikasi ini memuat tentang profil desa yang berisi data Desa Sidoharjo, informasi terbaru, serta surat menyurat yang ada di Desa Sidoharjo

Sumber latar belakang : http://eprints.umpo.ac.id/2998/2/BAB%20I.pdf

Itulah pembahasan seputar latar belakang. Semoga bermanfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FILSAFAT MANAJEMEN

FILSAFAT MANAJEMEN Pengertian Filsafat Manajemen Filsafat Manajemen adalah bagian yang paling penting dari pengetahuan dan kepercayaan yang memberikan dasar yang luas untuk menetapkan pemecahan permasalahan manajerial. Filsafat manajemen memberikan dasar bagi pekerjaan seorang manajer. Seorang manajer memerlukan kepercayaan dan nilai pokok untuk memberi petunjuk yang sesuai dan dapat dipercaya guna menyelesaikan pekerjaan. Filsafat manajemen juga memberikan desain sehingga seorang manajer dapat mulai berpikir. Filsafat manajemen sangat berguna karena dapat dimanfaatkan untuk memperoleh bantuan dan pengikut.

SOAL DAN JAWABAN LATIHAN SOAL PERTEMUAN 12

bapak/Ibu berikut jawaban latihan soal pertemuan ke-12. Mohon dibaca dan dicermati  terimakasih. Latihan soal 1: PILIHAN GANDA Yang tidak merupakan pertimbangan langsung bila mempertimbangkan keputusan untuk terjun ke dunia internasional adalah... a.     Permintaan internasional b.     Nilai tukar c.     Iklim bisnis luarnegeri d.     Kemudahan modifikasi produk e.     Ketersediaan pengetahuan dan keahlian Silahkan saudara jawab disertai dengan alasanya! Jawab: (B) nilai tukar. Ketika memutuskan untuk “go internasional atau tidak, perusahaan harus mempertimbangkan banyak hal.

Manajemen Waktu

Pengertian Manajemen Waktu  Manajemen waktu adalah perencanaan, proses atau tindakan yang telah ditentukan secara sadar untuk melakukan suatu kegiatan dalam kurun waktu tertentu dengan menggunakan sumber daya secara efektif, efisien dan produktif. Manajemen Waktu merupakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan produktivitas terhadap waktu. Berikut definisi dan pengertian manajemen waktu dari beberapa sumber buku: Menurut Atkinson (1994), manajemen waktu adalah suatu jenis keterampilan yang berkaitan dengan segala bentuk upaya dan tindakan seseorang yang dilakukan secara terencana agar individu dapat memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya. Menurut Haynes (1994), manajemen waktu adalah suatu proses pribadi dengan memanfaatkan analisis dan perencanaan dalam menggunakan waktu untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi.  Menurut Forsyth (2009), manajemen waktu adalah cara bagaimana membuat waktu menjadi terkendali sehingga menjamin terciptanya