Pengertian Iklim Kerja
Iklim Kerja |
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor, iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi akibat dari tingkat pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat dari pekerjaannya (PER.13/MEN/X/2011).
Suhu di tempat kerja dapat dipengaruhi dari mesin dan faktor lingkungan di tempat kerja. Selama tubuh beraktivitas maka tubuh secara otomatis akan memelihara dan menyeimbangkan antara panas lingkungan yang diterima dengan panas dari dalam tubuh melalui kehilangan panas dalam tubuh.
Pengertian Iklim Kerja
Iklim Kerja |
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor, iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi akibat dari tingkat pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat dari pekerjaannya (PER.13/MEN/X/2011).
Suhu di tempat kerja dapat dipengaruhi dari mesin dan faktor lingkungan di tempat kerja. Selama tubuh beraktivitas maka tubuh secara otomatis akan memelihara dan menyeimbangkan antara panas lingkungan yang diterima dengan panas dari dalam tubuh melalui kehilangan panas dalam tubuh.
Pengukuran Iklim Kerja
Iklim kerja yang sesuai dengan tenaga kerja dapat diukur menggunakan metode sebagai berikut:- Suhu efektif. Yaitu indeks sensor dari tingkat panas yang oleh seseorang tanpa baju dan kerja enteng dalam berbagai kombinasi suhu, kelembaban, dan kecepatan aliran udara. Kelemahan pemakaian suhu efektif adalah tidak memperhitungkan panas radiasi dan panas metabolisme tubuh sendiri.
- Indek Suhu Bola Basah (Wet Bult Globe Temperature Index). Untuk pekerjaan dengan sinar matahari dihitung dengan rumus: I.S.B.B = 0,7 x suhu basah + 0,2 x suhu radiasi + 0,1 x suhu kering. Sedangkan untuk penilaian di dalam ruang kerja gedung tanpa sinar matahari mengggunakan rumus: I.S.B.B = 0,7 x suhu basah + 0,3 x suhu radiasi.
- Indek kecepatan keluar keringat selama 4 jam (Predicated Four Hour Sweat Rate). Indek yang berdasarkan perhitungan kecepatan keluar keringat selama 4 jam sebagai akibat kombinasi suhu, kelembaban dan kecepatan gerakan udara serta panas radiasi.
- Indeks Belding-Hatch. Di Indonesia dikenal dengan nama indeks tekanan panas. Indeks ini berdasarkan pada kebutuhan panas penguapan yang digunakan untuk menghilangkan penimbunan panas yang disebabkan oleh beban panas (lingkungan dan metabolisme = E reg), dan panas penguapan maksimum yang dapat dihasilkan oleh seseorang pada kondisi kerja tertentu.
Pengendalian dan Pengaturan Iklim Kerja
Menurut Harrianto (2010), terdapat dua cara pengendalian tekanan panas di tempat kerja, yaitu sebagai berikut:a. Pengendalian teknik
Merupakan usaha yang paling efektif untuk mengurangi pajanan lingkungan panas yang berlebihan, dengan cara :- Mengurangi produksi panas metabolik dalam tubuh.
- Otomatisasi dan mekanisasi beban tugas akan meminimalisasi kebutuhan kerja fisik para tenaga kerja.
- Mengurangi penyebaran panas radiasi dari permukaan benda-benda yang panas, dengan cara memberikan Isolasi/penyekat dan perisai.
- Mengurangi bertambahnya panas konveksi. Kipas angin untuk meningkatkan kecepatan gerak udara di ruang kerja yang panas.
- Mengurangi kelembaban. AC, peralatan penarik kelembaban, dan upaya lain untuk mengeliminasi uap panas sehingga dapat mengurangi kelembapan di lingkungan kerja.
b. Pengendalian administratif
- Periode aklimatisasi yang cukup sebelum melaksanakan beban kerja yang penuh.
- Untuk mempersingkat pajanan dibutuhkan jadwal istirahat yang pendek tetapi sering dan rotasi tenaga kerja yang memadai.
- Ruangan dengan penyejuk udara (AC) perlu disediakan untuk memberikan efek pendinginan pada para tenaga kerja waktu istirahat.
- Penyediaan air minum yang cukup.
Daftar Pustaka
- Subaris, H dan Haryono. 2008. Hygiene Lingkungan Kerja. Yogjakarta: Mitra Cendekia Press.
- Suma'mur, PK. 2014. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta: Sagung Seto.
- Wahyuni, Sri. 2008. Pengaruh kompensasi, kemampuan dan lingkungan kerja terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. DUWA ATMI MUDA Kudus.
- Gesang. 2010. Hubungan Tekanan Panas Dan Beban Kerja Dengan Kelelahan Pekerja. Jakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
- Harrianto, Ridwan. 2010. Buku Ajar Kesehatan Kerja. Jakarta: EGC.
Komentar
Posting Komentar